05 Juni 2010

KONSEP BIAYA (EXPENSES)

Konsep dasar yang melandasi pembebanan cost adalah konsep upaya dan hasil (efforts and accomplishment). Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua, yaitu cost yang masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi jasanya dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan. Manfaat cost adalah :
  1. apakah manfaat cost habis dalam rangka penyerahan produk/jasa atau sering disebut biaya (expensen).
  2. apakah manfaat cost habis karena sebab lain, yang digolongkan sbagai rugi (losses).

1. KARAKTERISTIK BIAYA

Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hamper sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.

A. Pengertian Biaya

Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai berikut :

Biaya adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.

Sedang IAI (1994) mendefinisikan biaya (beban) sebagai berikut :

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar aktiva meskipun kadang-kadang harus melalui hutang lebih dahulu.

Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity) sebagai akibat pemakian barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.

Dari definsi-definisi di atas, definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan definisi yang diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas). Sebaliknya definisi yang dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam. Perbedaan sudut pandang tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
  1. Definisi yang diajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara peristiwa moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan biaya saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah memiliki sifat moneter, karena dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan perubahan nilai obyek ekonomi tersebut. Biaya menunjukkan peristiwa moneter yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam kegiatan operasional perusahaan.
  2. Pemakaian aktiva harus menunjukkan adanya suatu cost yang dinyatakan keluar (dikonsumsi) sebagai biaya.
  3. Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan FASB menunjukkan bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.

B. Biaya dan Rugi (Losses)

Agar pemakai laporan keuangan mendapat tambahan informasi yang lebih lengkap, rugi dapat disertakan dalam laporan rugi laba sebagai penentu besarnya laba komprehensif. Rugi sebaiknya disajikan terpisah dari biaya.
Dari definisi yang terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI tidak memisahkan biaya dengan rugi ataupun tidak langsung untuk memperoleh pendapatan disebut dengan biaya.

2. PENGUKURAN DAN PENGAKUAN BIAYA

Pengukuran dan pengakuan biaya memainkan peranan penting dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu pemahaman secara konseptual tentang pengukuran dan pengakuan pendapatan tidak dapat diabaikan.

A. Pengukuran Biaya

Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu pengukuran biaya dapat didasarkan pada :
1. Cost Historis
2. Cost pengganti/cost masukan terkini (Replacement Cost/Current Input Cost).
3. Setara kas (Cash Equivalent)

Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktek yang paling banyak digunakan untuk mengukur biaya adalah cost histories.

B. Pengakuan Biaya

Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu :
a. sebagai aktiva (potensi jasa)
b. sebagai beban pendapatan (biaya)

Proses pembebanan cost padas dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu, agar informasi yang dihasilkan akurat, bagain cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya peda periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas.

Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut, yaitu :
  1. kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada pendapatan periode berjalan.
  2. kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya apabila cost tersebut memenuhi criteria sebagai berikut :
  • memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan perusahaan, berasal dari transaksi masa lalu).
  • Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
  • Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Dari uraian diatas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep penandingan (matching), pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapatan tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya.

3. KONSEP PENANDINGAN (MATCHING)

Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.
Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya mencari dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh akuntan.
Paton dan Littleton mengungkapkan :

masalah utama dalam menandingkan pendapatan dan biaya adalah mencari dasar penandingan yang paling tepat antara pendapatan dengan biaya yang berhubungan dengan pendapatan tersebut ………Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai media untuk melacak dan membebankannya. Meskipun demikian harus diakui bahwa dengan melihat kondisi yang ada, dasar penandingan yang paling penting adalah kelayakan (reasonable) bukannya pengukuran fisik.

Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari hubungan antara biaya pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut adalah : hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dn pembebanan segera (immediate recognition).

A. Hubungan Sebab Akibat

Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.

Komite American Accounting Association juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan :
Cost harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.

Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya. Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.

Ada beberapa masalah teknis yang timbul apabila penandingan langsung atas dasar produk yang digunakan sebagai dasar hubungan sebab akibat. Masalah tersebut adalah :
  • pemakaian barang dan jasa yang bagaimana yang dapat diidentifikasi dengan produk ?
  • apabila biaya tidak menambah nilai produk tertentu, kapan biaya tersebut dapat dihubungkan secara langsung dengan pendapatan di masa yang akan datang ? Bagaimana biaya tersebut dapat dilaporkan dengan tepat sesuai dengan pendapatan yang diperoleh ?
  • kapan biaya yang terjadi setelah penjualan dapat dicatat dan dilaporkan ?
Berikut ini akan dibahas ketiga masalah tersebut dan alternatif pemecahannya :

1. Identifikasi Cost Produk

Sesuai dengan konsep penandingan, semua cost produksi harus dibebankan pada produk yang bersangkutan. Cost produk dapat dibagi menjadi dua :
1. cost produk yang melekat pada produk terjual dan nantinya akan dibebankan sebagai biaya.
2. cost yang melekat pada produk yang belum terjual (dilaporkan sebagai persediaan) dan dicatat sebagai aktiva sampai produk tersebut terjual.

Beberapa cost produk dapat langsung dihubungkan dengan produk tertentu, sementara cost yang lain hanya dapat dihubungkan dengan kegiatan produksi dan dialokasikan pada produk berdasarkan aturan atau prosedur tertentu. Disinilah pentingnya melakukan identifikasi untuk menentukan cost produksi langsung (direct product cost) dan cost produk tidak langsung (indirect product cost).

Yang menjadi masalah sekarang diantara cost produk tersebut yang manakah yang dapat ditandingkan dengan pendapatan ? Akuntan banyak yang tidak sependapat untuk membebankan semua cost produksi individual pada produk tertentu. Perbedaan ini muncul karena adanya dua konsep yang berbeda dalam menentukan elemen cost produk, yaitu konsep full costing dan konsep direct costing.
Masalah lain yang muncul adalah cost kapasitas menganggur dan cost produk rusak yang bersifat abnormal. Jenis cost tersebut umumnya dianggap sebagai rugi (losses) atau langsung dibebankan sebagai biaya.

2. Biaya Yang Langsung Berhubungan dengan Pendapatan Masa Mendatang, Tetapi Tidak Masuk dalam Cost Produksi.

Pada beberapa kasus, cost dapat dihubungkan dengan pendapatan masa mendatang tidak dapat dibebankan secara langsung dengan produk tertentu. Hal ini disebabkan cost tersebut tidak menunjukkan nilai tambah pada produk yang bersangkutan.

Biaya penjualan dan administrasi tidak harus ditandingkan dengan pendapatan di masa mendatang jika tidak ada jaminan yang rasional untuk menghubungkan biaya tersebut dengan pendapatan di masa mendatang.
Tidak diperolehnya pendapatan atau tidak adanya kemungkinan rugi pada periode berjalan, bukan merupakan alasan untuk menunda pembebanan biaya. Alasannya adalah apabila suatu cost barang dan jasa tidak memberikan manfaat pada periode sekarang dan juga bukan merupakan rugi, maka cost tersebut harus dialokasikan pada periode mendatang agar dapat dilakukan penandingan antara biaya dan pendapatan.

3. Biaya Yang Berhubungan Dengan Pendapatan Yang Terjadi Setelah Pendapatan Diakui.

Umumnya biaya yang berhubungan dengan pendapatan akan terjadi setelah biaya yang akan timbul setelah penjualan. Apabila cost kegiatan tertentu dapat ditaksir secara layak dan cukup pasti, maka cost tersebut dapat diakui sebagai biaya pada periode pengakuan pendapatan.

Meskipun dapat menimbulkan masalah, alokasi sistematis tetap dapat digunakan sebagai dasar penandingan. Ada beberapa alasan yang mendukung pemakaian alokasi sistematis dan rasional.
  1. Banyak cost periodic yang berhubungan secara tidak langsung dengan pendapatan periode berjalan.
  2. Pada bebrapa kasus sulit mencari hubungan langsung antara cost tertentu dengan pendapatan. Apabila cost dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan, maka cost tersebut harus diakui sebagai biaya pada periode terjadinya.
  3. Apabila manfaat masa mendatang tidak dapat diukur dengan cukup pasti atau cost yang dikeluarkan tidak memiliki hubungan dengan pendapatan di masa mendatang, maka tidak ada alas an untuk menunda pembebanan cot sebgai biaya pada periode terjadinya.
  4. Apabila biaya bersifat rutin (regular) dan terjadi berulang-ulang maka pembebanan langsung secara material tidak akan berpengaruh terhadap laba bersih, meskipun penandingan yang tepat tidak dapat dicapai.






07 Oktober 2009

KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

Komponen-komponen laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
2. Laporan Perubahan Ekuitas
3. Neraca (balance sheet)
4. Laporan Arus Kas / Aliran Kas (Cash Flow)
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

1. LAPORAN LABA-RUGI

Laporan Laba-Rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan unsur-unsur pendapatan dan biaya perusahaan/berapa besarnya pendapatan selama jangka waktu terterntudan berapa biaya yang dikorbankan perusahaan sehingga menghasilkan suatu laa atau rugi bersih.
Setiap perusahaan wajib menyusun laporan laba-rugi. Mengapa?
Karena laporan laba-rugi berguna untuk:
* Menetapkan besarnya pajak penghasilan
* Menilai keberhasilan perusahaan dengan memperhitungkan tingkat profitabilitas (keuntungan)
* Menilai laba perusahaan dengan membandingkan dengan laba dalam laporan tahun lalu.
* Menilai efisiensi perusahaan dengan melihat besarnya biaa dan jenis komposisinya.

Dapat digambarkan penyusunanya sebagai berikut:
Pendapatan dari penjualan
Dikurangi Harga Pokok Penjualan
Laba-rugi kotor
Dikurangi Biaya operasi/usaha
Laba-rugi operasi/usaha
Ditambah atau dikurangi Pendapatan/pengeluaran lain
Laba-rugi sebelum pajak
Dikurangi biaya pajak
Laba-rugi bersih.

Format atau bentuk laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu Single-step dan Multiple-step, yang dijelaskan berikut ini:
* Single Step
Laporan Laba-Rugi bentuk atau format single-step disusun dengan mengelompokkan semua pendapatan atau penghasilan kedalam satu kelompok yang disebut penghasilan. Semua biaya yang terjadi dalam suatu periode dalam satu kelompok yang disebut biaya. Selisih positif antara kelompok penghasilan dengan biaya disebut dengan istilah Penghasilan Bersih atau Laba, sedangkan jika selisih tersebut negatif disebut dengan Rugi.
* Multiple Step.
Laporan Laba-rugi bentuk atau format multiple-step, Penghasilan Bersih (laba)disusun secara bertahap, semua penghasilan dan biaya disajikan sesuai dengan uruta aktivitas yaitu kegiatan usaha, diluar usaha dan luar biasa.

Dimana perbedaan kedua bentuk laporan laba-rugi tersebut???
Pada dasarnya isi laporan laba-rugi sama, bedanya hanya terletak pada sistematis penulisan saja, dimana single step pendapatan atau biaya itu tidak dirinci sedangkan bentuk multiple step dirinci dan dikelompokkan sesuai dengan jenisnya.

2. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Mengapa laporan perubahan ekuitas (modal) ini perlu disajikan?
Laporan perubahan ekuitas ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan yang dilihat dari hak kepemilikan (modal) selama satu periode akuntansi. Jadi, Laporan perubahan ekuitas (modal)yaitu laporan yang disusun untuk mengetahui perubahan modal yang dimilikiatau untuk mengetahui modal akhir pada satu periode.
Unsur laporan perubahan ekuitas itu apa saja?
Unsur-unsur yang terdapat dalam laporan perubahan ekuitas yaitu:
- Modal awal tahun dan tambahan modal (investasi)
- Saldo Laba-rugi
- Prive(Pengambilan pemilik untuk keperluan pribadi).

3. NERACA

Neraca (balance sheet) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang disusun secara sistematis dan kronologis tentang kekayaan suatu perusahaan pada periode tertentu (menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu). Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu: aktiva, kewajiban, dan modal yang dihubungkan dengan persamaan berikut :
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, kwartal atau tahunan)

Bentuk atau format neraca dapat disajikan dalam dua bentuk laporan yaitu:
* Skontro (rekening).
Laporan bentuk skontro atau rekening menyajikan rekening dalam dua sisi. Sisi kiri biasanya disebut Aktiva berisi semua akun klasifikasi Aktiva dan sebelah kanan biasanya disebut Passiva terdiri dari Kewajiban dan Modal.
* Stafel (laporan).
Laporan bentuk stafel atau laporan, penyajiannya dibuat secara berurutan mulai dari Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas.

Neraca memiliki 3 unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas dengan penjelasan berikut ini:
1. Aktiva (Asset), dibagi dalam lima klasifikasi yaitu:
a. Aktiva Lancar (Current Asset)
Yaitu aktiva yang manfaat ekonominya akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang sesuai dengan siklus normal perusahaan. Atau harta yang mudah dijadikan uang tunai atau harta yang selalu berubah-ubah saldonya.
Termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
- Kas (cash)
- Setara kas
- Bank
- Surat-surat berharga (Marketable Securities)
- Piutang Dagang (Account Receivable)
- Penghasilan yang akan diterima (Accruals Receivable):
* Pendapatan Yang Masih Harus Diterima ( Accruaed Revenue)
* Piutang Bunga (Accrued Revenue)
* Piutang Sewa (Accrued Rent Receivable)
- Wesel Tagih (Note Receivable)
- Persediaan Barang Jadi
- Persediaan Barang Dalam Proses
- Persediaan Bahan Baku
- Perlengkapan (Supplies)
- Biaya-biaya dibayar dimuka (Prepaid Expenses)
- Sewa dibayar Dimuka (Prepaid Rent)
- Iklan Dibayar dimuka (Prepaid of Advertising)
- Asuransi Dibayar Dimuka (Prepaid Insurance)

b. Investasi Jangka Panjang
Yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
Termasuk dalam klasifikasi ini antara lain:
- Investasi Saham, dan
- Investasi Obligasi

c. Aktiva Tetap (Fixed Asset):
Yaitu aktiva yang memiliki wujud fisik yang dapat dipakai(masa manfaatnya) lebih dari satu tahun atau harta yang dipergunakan untuk penunjang kegiatan usaha, bukan untuk maksud diperjualbelikan.
Termasuk dalam klasifikasi ini antara lain:
- Tanah (land)
- Gedung/Bangunan (Building)
- Peralatan (Equipment)
- Kendaraan (Equipment Delivery)
- Mesin-mesin (Machinery)
- dan lain-lain.

d. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset):
Yaitu aktiva yang tidak mempunya wujud (substansi fisik) tetapi dapat dinilai dengan satuan mata uang. Yang biasanya memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Contoh :
- Goodwill
- Hak Cipta
- Hak Paten
- Hak Reklame,
- Franchise dan
- Lisensi

e. Aktiva Lain-lain:
Yaitu aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam salah satu klasifikasi diatas, contoh piutang kepada direksi dan beban ditangguhkan.

2. Kewajiban, dibagi dalam tiga klasifikasi yaitu:
a. Kewajiban atau hutang lancar (Current Liabilities)
Yaitu kewajiban/hutang yang harus segera dibayar atau hutang yang batas tempo pembayarannya 1 tahun atau dibawah 1 tahun.
Contoh:
- Hutang Dagang (Account Payable)
- Hutang Pajak (Taxes Payable)
- Hutang Bunga (Interest Payable)
- Hutang Gaji
- Hutang Biaya
- Dan lain-lain

b. Kewajiban atau Hutan Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Hutang yang tempo pembayarannya lebih dari satu tahun
Contoh:
- Hutang Bank
- Hipotik
- Obligasi (Bond Payable)
- Dan lain-lain

c. Kewajiban atau Hutang Lain-lain
Kewajiban yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam salah satu klasifikasi diatas, misalnya hutang perusahaan kepada direksi.

3. Ekuitas/Modal (Capital
Yaitu jumlah kekayaan yang merupakan milik perusahaan.
Ekuitas dibagi dalam dua klasifikasi yakni:
* Ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, misal modal saham termasuk agio saham (jika ada).
* Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada pemilik, biasanya dalam bentuk dividen yang dicatat dalam akun Laba Ditahan.

4. LAPORAN ARUS KAS (CASH FLOW)

Cash Flow (aliran kas) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk (sumber/penggunaan kas) sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

Aliran Kas perusahaan terdiri dari 3 bagian yakni:
a. Aliran Kas dari Aktivitas Operasi (Operating)
Yaitu aliran kas yang berhubungan langsung dengan produksi dan penjualan produk/jasa.
Terdiri atas :
- Pengumpulan kas dari konsumen
- Pembayaran kepada pemasok
- Arus Kas keluar dari kegiatan operasi lainnya serta pembayaran bunga
- Pembayaran bunga untuk pajak.
b. Aliran Kas dari Aktivitas Investasi (Investing)
Yaitu aliran kas yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan aktiva tetap maupun investasi pada bisnis lain.
Terdiri atas:
- Pembayaran kas atas pembelian aktiva tetap
- Penerimaan kas atas penjualan aktiva tetap
- Pengeluaran kas untuk melakukan investasi pada bisnis lain
- Penerimaan kas karena adanya divestasi atas investasi yang ada.
c. Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan (Financing)
Yaitu aliran kas yang diperoleh dari pinjaman dan ekuitas.
Terdiri atas:
- Penerimaan kas dari hutang jangka pendek dan jangka panjang
- Pembayaran hutang jangka pendek/hutang jangka panjang
- Penerimaan kas atas pembelian saham
- Pengeluaran kas atas pembelian saham kembali
- Pengeluaran kas atas pembayaran dividen.

SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS
Sumber:
- Laba bersih setelah pajak
- Penyusutan dan pembebanan non kas lainnya bertambah
- Aktiva berkurang
- Hutang bertambah
- Penjualan Saham
Penggunaan:
- Rugi
- Penyusutan dan pembebanan non kas lainnya berkurang
- Aktiva bertambah
- Hutang berkurang
- Pembelian kembali saham
- Pembayaran dividen.

Manfaat Informasi Arus Kas:
* Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas dimasa yang akan datang, serta berguna utuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
* Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
* Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut.
Tujuan Laporan Keuangan:
"Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka."

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas.
Catatan atas Laporan Keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut:
a. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Undang-Undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan
c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
d. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan.
e. Pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basi akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas.
f. Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka (On the face) laporan keuangan.
g. Daftar dan Skedul.









14 September 2009

ISTILAH-ISTILAH DALAM AKUNTANSI

Akuntansi (Accounting)
Suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahan secara efisien. Akuntansi jg dapat didefinisikan sebagai proses mengidentifikasian, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Akuntan (accountant)
Gelar bagi mereka yang telah lulus ujian-ujian akuntansi seperti yang ditetapkan dalam Undang-Undang No.34 Tahun 1954. Tenaga-tenaga akuntansi secara umum dapat didefinisikan sebagai mereka yang mempunyai pengetahuan di bidang akuntansi.
Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan secara berkala untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Akuntansi biaya (cost accounting) :
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan pengumpulan, analisis, dan pengontrolan atas biaya.
Akuntansi Manajemen (management accounting) :
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan pemecahan masalah-masalah khusus yang dihadapi oleh manajemen perusahaan.
Auditing (auditing) :
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan secara bebas atas akuntansi keuangan.
Akuntansi pemerintahan (governmental accounting) :
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan transaksi yang terjadi dalam badan-badan Pemerintah.
Akuntansi perpajakan (tax accounting) :
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan surat pemberitahuan tahunan (SPT) dan segala sesuatu mengenai perpajakan.
Akuntansi public (public accountant) :
Kadang-kadang istilah untuk ini adalah akuntan ekstern (eksternal accountat) atau auditor akuntan yang memberikan jasa-jasanya untuk suatu pembayaran tertentu. Ia merupakan akuntan professional yang diberi izin oleh Negara untuk berpraktik sebagai akuntan swasta.
Akuntan intern (internal accountant) :
Akuntan yang bekerja untuk suatu perusahaan atau organisasi tertentu.
Jasa konsultasi manajemen (management advisory services) :
Jasa yang diberikan oleh akuntan public dalam bidang pemberian nasihat tentang kebijakan dan administrasi kepada manajemen perusahaan.
Laporan akuntansi (accounting report) :
Semua laporan yang dihasilkan oleh system akuntansi di antaranya adalah laporan keuangan.
Pembukuan (book-keeping) :
Pencatatan data perusahaan dengan cara tertentu.
Pemeriksa intern (internal auditor):
Akuntan yang bekerja di dalam perusahaan atau organisasi yang bertugas melakukan pemeriksaan untuk menentukan dipatuhinya kebijakan-kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
Penganggaran (budgeting) :
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan pengontrolannya.
Sistem informasi (information system) :
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan perancangan dan pelaksanaan prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan maupun non-keuangan.
Ujian Negara Akuntansi (UNA) :
Ujian yang diselenggarakan oleh Konsorsium Ilmu Ekonomi untuk memperoleh gelar akuntan bagi para lulusan / mahasiswa jurusan akuntansi fakultas ekonomi swasta atau negeri tertentu.
Laporan Keuangan (financial statement) :
Laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.
Manajemen (management) :
Sekelompok orang yang diberi tanggung jawab untuk mengelola kegiatan perusahaan.
Modal (capital):
Sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari pemilik.
Neraca (balance sheet) : daftar aktiva kewajiban dan modal
Laporan keuangan yang dapat memberi informasi tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi keuangan perusahaan.
Persekutuan (partnership) :
Perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih menurut suatu perjanjian yang dilakukan diantara mereka.
Perseroan Terbatas (corporation) :
Perusahaan yang merupakan badan hukum terpisah yang dibentuk berdasarkan hukum dimana pemiliknya dibagi dalam saham-saham.
Perusahaan perseorangan (proprietorship) :
Perusahaan yang dimiliki seluruhnya oleh perseorangan.
Perusahaan dagang (merchandising firm) :
Perusahaan yang kegiatannya membeli barang jadi dan menjualnya kembali tanpa melakukan pengolahan lagi.
Perusahaan pabrik (manufacturing firm) :
Perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang jadi tersebut.
Perusahaan jasa (service firm) :
Perusahaan yang kegiatannya menjual jasa-jasa.
Aktiva dan Harta (assets) :
Kekayaan yang dimiliki perusahaan (lihat harta). Aktiva merupakan sumber daya (resources) bagi perusahaan untuk melakukan usaha.
Bentuk skontro (bentuk akun = account form) :
Penyajian neraca dimana aktiva diletakkan desebelah kiri sedangkan kewajiban dan modal diletakkan di sebelah kanan sehingga menyerupai bentuk akun (laporan laba rugi juga dapat disusun dengan bentuk ini).
Bentuk stafel (bentuk laporan = report form) :
Penyajian neraca dimana kewajiban dan modal diletakkan di bawah aktiva.(bentuk stafel biasanya digunakan untuk laporan laba rugi).
Beban (expenses) Kadang-kadang disebut dengan biaya :
Penurunan dalam modal pemilik biasanya melalui pengeluaran uang atau penggunaan aktiva, yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan.
Kas (cash) :
Uang dalam bentuk tunai maupun rekening bank yang dipunyai perusahaan.
Kewajiban (liabitities) : kadang disebut jg dengan utang (lihat utang).
Laba bersih (net income) :
Selisih lebih pendapatan atas beban-beban dan yang merupakan kenaikan bersih atas modal suatu yang berasal dari kegiatan usaha.
Laporan perubahan modal (statement of owner’s equity):
Ikhtisar tentang perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu.
Pendapatan (revenue) :
Jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual.
Peralatan ( equipment) :
Salah satu bentuk aktiva dalam perusahaan yang biasanya bernilai cukup besar dan digunakan untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
Laporan laba rugi ( income statement) :
Ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Perlengkapan (supplies) :
Salah satu bentuk aktiva dalam perusahaan yang terdiri dari bahan pembantu.
Persamaan akuntansi (accounting equation) :
Hubungan antara aktiva, kewajiban dan modal yang dinyatakan dalam suatu persamaan di mana : Aktiva = Kewajiban + Modal
Rugi bersih (net loss):
Kebalikan dari laba bersih.
Transaksi (transaction) :
Kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat.
Utang (liabilities):
Kadang-kadang disebut juga dengan kewajiban : sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari kreditur.
Utang dagang (accounts payable) Kadang-kadang disebut juga dengan utang usaha :
Utang jangka pendek yang berasal dari pembelian barang-barang atau jasa untuk keperluan usaha.
Bagan akun (chart of accounts) :
Daftar akun yang ada dalam perusahaan lengkap dengan nama dan nomor kodenya.
Buku besar ( ledger ) :
Kumpulan dari akun-akun yang saling berhubungan dan yang merupakan suatu kesatuan tersendiri.
Debit (debet) :
Sisi sebelah kiri akun. Didebit berarti pada sisi sebelah kiri akun yang bersangkutan dicatat suatu jumlah tertentu.
Kredit (credit) :
Sisi sebelah kanan akun. Dikredit berarti pada sisi sebelah kanan akun yang bersangkutan dicatat suatu jumlah tertentu.
Akun (account) sering disebut juga dengan perkiraan :
Formulir (media) yang digunakan untuk mengelompokkan transaksi-transaksi yang sejenis ke dalam satu nama kelompok transaksi dan tempat untuk mencatat penambahan serta pengurangan yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Akun dua kolom ( two column account) :
Salah satu bentuk akun dimana sisi debit diletakkan terpisah dengan sisi kredit.
Akun empat kolom (balance-column atau four column account) :
Salah satu bentuk akun dimana terdapat kolom yang menunjukkan saldo akun tersebut pada akhir setiap transaksi.
Akun nominal (nomial account atau temporary account) :
Akun-akun yang hanya digunakan untuk mencatat transaksi selama periode tertentu yang secara berkala dipindahkan kea kun modal. Akun pendapatan, beban, dan prive termasuk dalam kelompok ini.
Akun prive (drawing account) :
akun yang digunakan untuk mencatat pengambilan aktiva perusahaan yang dilakukan oleh pemilik.
Akun riil (real account) :
Akun-akun yang saldonya dibawa terus-menerus dari satu periode ke periode yang lain. Akun-akun neraca termasuk dalam kelompok ini.
Saldo Debit ( debit balance ):
Saldo suatu akun dimana jumlah sisi debit lebih besar daripada jumlah sisi kredit.
Saldo Kredit (credit balance) :
Saldo suatu akun dimana jumlah sisi debit lebih kecil daripada jumlah sisi kredit.
Saldo Normal (normal balance) :
Saldo debit atau kredit yang biasanya akan terdapat pada akun tertentu.
Ayat Jurnal (journal entry) :
Penyajian suatu transaksi ke dalam nama akun dan jumlah yang harus didebit dan dikredit.
Ayat jurnal gabungan (compound journal entry) :
Ayat jurnal yang terdiri dari dua atau lebih akun yang harus didebit / kredit.
Beban gaji (salaries) :
Beban yang berasal dari pemakaian jasa karyawan / buruh yang dipekerjakan dalam perusahaan.
Beban serba-serbi (miscellaneous expenses ) :
Beban yang terdiri dari bermacam-macam transaksi yang jumlahnya kecil, tidak sering terjadi dan tidak tertampung dalam salah satu akun beban yang ada dalam bagan akun.
Jurnal atau buku harian (journal) :
Formulir khusus yang digunakan untuk mencatat secara kronologis transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan menurut nama akun dan jumlah yang harus di debit dan di kredit.
Jurnal umum (general journal) :
Bentuk jurnal yang terdiri dari dua kolom. Jurnal umum kadang-kadang disebut juga buku memorial atau jurnal standar.
Neraca saldo (trial balance) :
Kadang-kadang juga disebut neraca sisa atau neraca percobaan yaitu : daftar saldo akun-akun yang ada dalam buku besar perusahaan pada suatu saat tertentu.
Pemindah-bukuan kebuku besar (posting) :
Prosedur pemindahan data dari jurnal ke akun-akun yang bersangkutan dibuku besar.
Penjurnalan (journalizing) :
Pencatatan transaksi dalam jurnal.
Penggolong-golongan transaksi (calssifying of transaction) :
Pencatatan transaksi-transaksi yang mempunyai sifat sama dilaporkan dalam satu pos atau akun.
Referensi (reference) :
Dalam proses pemindah-bukuan dari jurnal ke buku besar, pencatatan nomor kode akun di jurnal untuk menunjukkan keakun mana ayat jurnal tersebut dimasukkan dan pencatatan halaman jurnal di akun untuk menunjukkan dari jurnal mana ayat jurnal yang bersangkutan berasal.
Siklus akuntansi (accounting cycle) :
Tahap-tahap kegiatan dalam proses pencatatan dan pelaporan akuntansi, mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan dibuatnya laporan keuangan.
Ayat jurnal penutup (closing entry) :
Ayat jurnal untuk me-nol-kan saldo akun-akun sementara (nominal) yang dilakukan apabila akan dimulai pencatatan data akuntansi periode berikutnya.
Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entry) :
Ayat jurnal yang biasanya dibuat pada akhir suatu periode akuntansi untuk mengoreksi akun-akun tertentu sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, dan modal yang sebenarnya.
Ayat jurnal koreksi (correcting entry) :
Ayat jurnal untuk mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam akun-akun aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, dan modal.
Akumulasi penyusutan (accumulated depreciation) :
Akun yang digunakan untuk mencatat, secara akumulatif, pengalokasian beban yang diakibatkan oleh pemakaian aktiva tetap. Akun semacam ini secara umum disebut akun kontra (contra account), yaitu akun yang berfungsi mengurangi akun lain.
Bank (bank) :
Lembaga keuangan yang salah satu usahanya adalah memberikan pinjaman kepada perusahaan.
Beban bunga (interest expense) :
Beban yang timbul karena peminjaman uang.
Beban penyusutan (depreciation expense) :Beban yang timbul karena pemakaian aktiva tetap berwujud.
Beban perlengkapan (supplies expense) :
Beban yang timbul karena pemakaian perlengkapan (bahan pembantu).
Beban sewa (rent expense) :
Beban yang timbul karena pemakaian sewa.
Utang bunga (interest payable) :
Utang kepada kreditur sebagai imbalan atas pemakaian uang yang dipinjamkan kepada perusahaan.
Utang gaji (salaries payable) :
Utang untuk gaji yang jasanya telah dipakai tetapi belum dibayar.
Ikhtisar laba rugi (income summary) :
Kadang-kadang disebut akun laba rugi; yaitu akun yang digunakan untuk menutup akun pendapatan dan beban.
Kreditur (creditor) :
Pihak-pihak yang memberikan pinjaman kepada perusahaan.
Neraca lajur (work-sheet) :
Formulir berkolom yang digunakan sebagai kertas kerja untuk menyusun laporan keuangan.
Neraca saldo disesuaikan (adjusted trial balance) :
Neraca saldo yang telah disesuaikan dengan jurnal penyesuaian.
Neraca saldo penutup (post closing trial balance) :
Neraca saldo yang dibuat setelah semua akun nominal ditutup
Penyusutan (depreciation):
Proses pengalokasian beban yang disebabkan oleh pemakaian aktiva tetap, seperti misalnya peralatan.
Akun pengendali (controlling account) kadang-kadang disebut juga akuninduk:
Akun dalam buku besar yang mempunyai rincian dalam buku besar tambahan.
Buku harian khusus (special journal) :
Buku harian (jurnal) yang dirancang untuk mencatat suatu transaksi (atau beberapa transaksi) tertentu.
Buku besar khusus (special ledger) :
Buku besar tambahan yang dirancang untuk menumpulkan data lebih rinci guna mendukung informasi yang terdapat pada salah satu akun di buku besar.
Buku besar tambahan (subsidiary ledger) :
Kadang-kadang disebut juga buku besar pembantu : lihat buku besar khusus.
Buku piutang (accounts receivable subsidiary ledger) :
Kadang-kadang disebut buku tambahan piutang: buku besar tambahan untuk akun piutang. Buku piutang merupakan kumpulan dari kartu piutang.
Buku utang (accounts payable ledger) :
Kadang-kadang disebut juga dengan buku tambahan utang: buku besar tambahan untuk akun utang. Buku utang merupakan kumpulan dari kartu utang.
Buku penjualan (sales journal) :
Buku harian yang digunakan khusus untuk mencatat penjualan barang dagang secara kredit.
Buku penerimaan kas (cash receipt journal)
Buku harian yang digunakan khusus untuk mencatat semua penerimaan uang termasuk penjualan tunai.
Buku pembelian (purchases journal) :
Buku harian yang digunakan khusus untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit.
Buku pengeluaran kas (cash disbursement journal) :
buku harian yang digunakan khusus untuk mencatat semua pengeluaran uang termasuk pembelian barang dagang secara tunai.
Buku memorial (general journal) :
Kadang-kadang disebut juga dengan buku harian umum, jurnal umum atau buku jurnal: buku harian yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat ditampung dalam salah satu buku harian khusus.
Cost, freight, and insurance (CIF) :
Syarat penjualan dimana penjual menanggung biaya pengiriman dan asuransi terhadap kerugian atas barang yang bersangkutan.
Daftar piutang (schedule of receivables) :
Daftar yang memuat saldo piutang kepada tiap-tiap pelanggan (debitur) pada suatu saat tertentu.
Kartu piutang (debtor’s account):
Formulir yang digunakan untuk mencatat penambahan dan pengurangan piutang kepada salah satu pelanggan (debitur) tertentu. Kartu piutang memuat informasi tentang piutang kepada salah satu pelanggan.
Loko gudang (penjual) (free on board shipping point)
Syarat jual beli dimana pembeli menanggung biaya pengiriman barang, dari gudang penjual sampai kegudangnya sendiri (pembeli).
Franco gudang (pembeli) (free on board destination point) :
Syarat jual beli dimana penjual menanggung biaya pengiriman dari gudangnya sampai ke gudang pembeli.
Faktur penjualan (sales invoice) :
Dokumen untuk mencatat transaksi penjualan yang merupakan bukti adanya transaksi tersebut.
Harga pokok penjualan (cost of goods sold) :
Harga yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh barang yang dijual.
Nota kredit (credit memorandum) :
Dokumen untuk memberitahu pelanggan bahwa akunnya telah di kredit sejumlah tertentu.
Pembelian retur dan pengurangan harga (purchases return and allowances) :
Pengembalian atau pengurangan harga atas barang-barang yang telah dibeli.
Penjualan retur dan pengurangan harga (sales return and allowances) :
Penerimaan kembali atau pengurangan harga atas barang-barang yang telah dijual.
Potongan tunai (cash discount) :
Potongan harga yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit.
Potongan pembelian (purchases discount) :
Potongan terhadap harga pembelian apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit. Potongan pembelian adalah potongan tunai dipandang dari sudut pembeli. Lihat potongan tunai.
Potongan perdagangan (trade discount):
Potongan harga yang disebabkan oleh perbedaan cara atau kondisi penjualan.
Potongan penjualan (sales discount) :
Potongan terhadap harga penjualan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit. Potongan penjualan adalah potongan tunai dipandang dari sudut penjual. Lihat potongan tunai.
Syarat pembayaran (credit term) :
Persetujuan antara pembeli dan penjual mengenai cara dan jangka waktu pembayaran suatu transaksi jual beli.
Kartu utang (creditor’s account) :
Formulir yang digunakan untuk mencatat penambahan dan pengurangan utang kepada salah satu pemasok (kreditur) tertentu. Kartu utang memuat informasi tentang utang kepada salah satu kreditur.
Nota debit (debit memorandum) :
Dokumen untuk memberitahu kreditur bahwa akunnya telah di debit dengan jumlah tertentu.
Pembelian (purchases) :
Akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam suatu periode.
Persediaan barang dagang (merchandise inventory) :
Akun yang digunakan untuk mencatat harga pokok barang dagang pada awal dan akhir periode akuntansi.
Aktiva tetap (fixed assets)
Aktiva bernilai besar yang sifatnya tetap atau permanent, digunakan dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal.
Beban administrasi dan umum general and administrative expenses) :
Beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan secara keseluruhan (administrative) dan beban yang bersifat umum yang tidak dapat diidentifikasikan kedalam kegiatan spesifik seperti misalnya produksi atau penjualan.
Bentuk bertahap (multiple step) :
Laporan laba rugi dimana beberapa kelompok beban dikurangkan dari pendapatan sehingga diperoleh beberapa pos perantara seperti misalnya, laba bruto, laba usaha, laba bersih, dan lain-lain.
Beban penjualan (selling expenses) :
Beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang.
Bentuk langsung (single step) :
Laporan laba rugi dimana semua pendapatan, baik yang berasal dari kegiatan utama maupun pendapatan lain-lain yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan disajikan secara bersama-sama kemuadian total dari semu pendapatan ini dikurangi dengan total semua beban baik yang untuk kegiatan utama perusahaan maupun yang bukan.
Beban lain-lain (other expenses) :
Beban yang tidak berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan.
Harga pokok penjualan (cost of goods sold) :
Harga beli (perolehan) dari barang yang dijual. Dalam sebuah perusahaan dagang harga pokok penjualan dicari dengan : persediaan barang dagang pada awal periode ditambah pembelian bersih selama periode dikurangi persediaan barang dagang pada akhir periode.
Ikhtisar laba rugi (income summary) :
Akun perantara untuk menutup akun-akun pendapatan dan beban serta akun persediaan barang dagang sebelum akhirnya dipindahkan ke akun laba ditahan atau modal.
Kas (cash) :
Uang tunai, check, dan rekening bank. Dalam praktik kadang-kadang antara kas dan bank dipisahkan.
Laba bersih (net income):
Selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian. Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
Laba bruto (gross profit):
Penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Laba bruto kadang disebut juga laba kotor.
Laba ditahan (retained earnings):
Jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi distribusi laba (income distribution) yang dilakukan.
Laporan keuangan interim (interim financial statement):
Laporan yang dikeluarkan untuk periode lebih pendek dari periode tahunan yang regular.
Laporan perubahan laba ditahan (retained earnings statement):
Laporan yang menunjukkan rincian perubahan saldo laba ditahan dari awal sampai akhir periode akuntansi.
Laba usaha (income from operation):
Laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.
Pembelian (purchases):
Harga pembelian (harga pokok) barang dagang yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Untuk menghitung harga pokok penjualan (cost of goods sold) nilai pembelian yang digunakan adalah pembelian bersih (net purchases) yang dihitung sebagai : pembelian barang dagang ditambah transport pembelian (transportation on purchases atau greight-in) dikurangi pembelian retur dan pengurangan harga serta potongan pembelian.
Penjualan bersih (net sales):
Penjualan (pada nilai faktur) dikurangi dengan pengembalian, pengurangan harga, beban transport yang dibayar untuk langganan dan potongan penjualan yang diambil.
Pendapatan lain-lain (other income):
Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan.
Persediaan barang dagang (merchandise inventory):
Harga perolehan (harga pokok) persediaan barang dagang yang ada pada suatu saat tertentu (awal atau akhir periode akuntansi).
Persediaan tersedia dijual (merchandise available for sale):
Kadang disebut dengan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual : harga beli (perolehan) dari persediaan barang di awal periode ditambah pembelian bersih selama periode yang bersangkutan.
Surat-surat berharga (marketable secutities):
Saham atau surat-surat berharga lain yang mempunyai pasaran sehingga dapat diperjualbelikan dengan segera dan yang dimiliki perusahaan tidak dengan maksud untuk investasi jangka panjang .
Transpor pembelian (transportation on purchases atau freight in):
Beban-beban pengangkutan yang dikeluarkan pada waktu melakukan pembelian barang dagang.
Wesel tagih (notes receivables) atau Piutang wesel (notes receivables):
Janji tertulis yang diberikan oleh penarik wesel untuk membayar sejumlah tertentu pada saat diminta atau pada tanggal tertentu.
Wesel bayar (notes payable) atau wesel bayar (notes payable):
Kebalikan dari wesel tagih.
Ayat jurnal balik (reversing entries):
Ayat jurnal yang dibuat (biasanya pada awal periode akuntansi) untuk membalik ayat jurnal penyesuaian yang dibuat sebelumnya. Ayat jurnal balik dapat juga dikatakan sebagai ayat jurnal yang debit dan kreditnya merupakan kredit dan debit ayat jurnal penyesuaian masing-masing dalam jumlah yang sama.
Ayat jurnal koreksi (correcting entries):
Ayat jurnal yang dibuat untuk mengoreksi ayat jurnal lain yang dibuat sebelumnya.
Beban masih harus dibayar (accrued expenses):
Kadang-kadang disebut juga dengan accrued liabilities: biaya-biaya yang sudah merupakan beban walaupun utang yang bersangkutan belum saatnya merupakan kewajiban.
Jurnal penutup (closing entries):
Ayat jurnal yang dibuat untuk memindahkan saldo akun-akun sementara ke akun-akun tetap atau akun-akun neraca.
Pendapatan diterima dimuka (unearned revenues):
Uang muka untuk pendapatan yang belum dihasilkan.
Pendapatan masih harus diterima (accrued revenues):
Kadang-kadang disebut juga sebagai accrued reveivable : pendapatan yang sudah dihasilkan (earned) walaupun piutang yang bersangkutan belum saatnya ditagih.
Akuntansi biaya (cost accounting):
Bidang akuntansi yang berhubungan dengan penetapan harga pokok produksi dalam sebuah perusahaan pabrik (sekarang ini ruang lingkup akuntansi biaya diakui tidak hanya terbatas pada penetapan harga pokok produksi saja, tetapi juga mencakupi perencanaan dan pengendalian).
Bahan baku (raw materials):
Bahan-bahan yang dipakai dalam proses produksi yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi yang dihasilkan.
Bahan pembantu (indirect material):
Bahan-bahan yang dipakai dalam proses produksi, tetapi tidak dapat diidentifikasikan dengan barang jadi yang dihasilkan.
Barang jadi (finished goods):
Barang yang telah selesai diproduksi tetapi belum dijual. Biaya yang tercakup di dalamnya meliputi seluruh biaya pabrik.
Biaya pabrik (manufacturing cost):
Biaya bahan baku, buruh langsung, dan biaya pabrikasi yang dibebankan dalam satu periode.
Biaya pabrikasi (overhead cost):
Biaya-biaya pabrik selain bahan baku dan buruh langsung yang tidak dapat diidentifikasin secara langsung dengan barang jadi yang dihasilkan.
Biaya produksi (production cost)
Biaya-biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan dalam proses awal ditambah biaya pabrik.
Buruh langsung (direct labor):
Buruh yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi yang dihasilkan.
Buruh tidak langsung (indirect labor):
Buruh yang biayanya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured):
Biaya pabrik ditambah dengan persediaan dalam proses awal dikurangi dengan persediaan dalam proses akhir. Biaya ini merupakan biaya produksi dari barang yang telah diselesaikan selama satu periode.
Persediaan dalam proses (work in process):
Biaya bahan baku dan biaya-biaya pabrik lain yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum slesai.
Laporan harga pokok produksi (cost of goods manufactured statements):
Laporan harga pokok produksi selama suatu periode.
Buku cek keluar (cek register) :
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua cek yang dikerluarkan.
Buku Voucher (voucher register) :
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua voucher yang dikeluarkan.
Bursa efek (stock exchange) :
Tempat di mana surat-surat berharga seperti saham dan obligasi diperdagangkan.
Bukti kas kecil (petty cash voucher) :
Bukti tertulis yang menunjukkan jumlah dan rincian pengeluaran melalui dana kas kecil.
Dana kas kecil (petty cash) :
Sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya tidak besar. Pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan melalui bank (dengan cek).
Harga terendah antara harga pokok dan harga pasar ( lower of cost or market) :
Penilaian yang didasarkan atas harga terendah antara harga pokok dan harga pasar. Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk penajian di neraca.
Utang voucher (voucher payable) :
Akun utang yang digunakan untuk mencatat sisi kredit dari semua voucher dan sisi debit dari semua cek yang dikeluarkan.
Kas (cash) :
Segala sesuatu baik yang berbentuk uang atau bukan, yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
Laporan rekening Koran (bank statement) :
Catatan yang dibuat oleh bank untuk setoran yang diterima dan penarikan yang dilakukan serta saldo awal dan saldo akhir dari rekening Koran nasabah. Pada umumnya, bank akan mengirimkan tembusan dari catatan ini kepada nasabahnya pada tiap-tiap akhir bulan.
Penanaman sementara (temporary investments) :
Penanaman (investasi) jangka pendek dalam surat-surat berharga yang mempunyai pasar dan ditujukan untuk memutarkan kelebihan uang kas.
Perusahaan terbuka (listed company) :
Perusahaan yang saham-sahamnya dijual di bursa saham.
Pos-pos rekonsiliasi (reconciling items) :
Pos-pos yang menjelaskan perbedaan antara dua angka (saldo) yang berasal dari sumber berbeda dalam proses rekonsiliasi.
Rekonsiliasi bank (bank reconsiliation):
Membandingkan saldo buku dengan saldo bank dan menjelaskan perbedaan yang terjadi. Secara umum rekonsiliasi berarti membandingkan dan menjelaskan perbedaan yang terjadi terhadap dua angka (saldo) yang berasal dari sumber berbeda.
Saldo disesuaikan (adjusted balance) :
Saldo yang telah disesuaikan dengan pos-pos rekonsiliasi.
Slip deposit (deposit slip) :
Bukti penerimaan yang dibuat oleh bank untuk setoran-setoran yang diterima dari nasabah.
Voucher :
Bukti tertulis mengenai persetujuan untuk mengeluarkan uang.
Beban piutang tak tertagih (bad debt expense) :
Beban yang berhubungan dengan tidak tertagihnya piutang (lihat penyisihan piutang tak tertagih)
Daftar umur piutang (aged receivables) :
Daftar saldo piutang pada saat tertentu yang dikelompokkan menurut golongan umur.
Metode penghapusan langsung (direct write-off method) :
Suatu cara dimana pencatatan kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang dilakukan pada saat piutang yang bersangkutan diputuskan untuk dihapuskan.
Penyisihan piutang tak tertagih (allowance for doubtfull) :
Bagian dari piutang yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih dan untuk kemungkinan kerugian yang disebabkan olehnya telah dicatat sebagai beban. (lihat beban piutang tak tertagih).
Piutang dagang (Trade receivables) :
Kadang-kadang disebut piutang usaha : piutang yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan.
Piutang dihapuskan (receivables written-off) :
Piutang kepada pelanggan tertentu yang dinyatakan tidak dapat ditagih oleh karena itu dikeluarkan dari catatan perusahaan.
Piutang lain-lain (other receivables) :
Piutang diluar piutang dagang, misalnya piutang pemegang saham, piutang perusahaan afiliasi.
Hasil yang diterima (proceed) :
Jumlah yang diterima pemilik wesel tagih pada saat penguangan.
Mendiskontokan wesel tagih (discounting notes receivable) :
Menjual wesel tagih yang dipunyai sebelum tanggal jatuh tempo.
Nilai maturitas atau nilai jatuh tempo (maturity value) :
Jumlah yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo, termasuk nilai nominal dan bunga.
Nilai nominal (nominal value) :
Nilai yang dicantumkan dalam wesel sebagai jumlah yang terutang.
Penarik wesel (drawer) :
Dalam hal promes ; pihak yang membuat janji untuk membayar dan dengan demikian yang mengeluarkan promes tersebut. Dalam hal wesel: pihak yang memberikan perintah untuk membayar.
Penerima Wesel (payee) :
Pihak yang menerima wesel dan dengan demikian yang menerima pembayaran.
Tanggal jatuh tempo (maturity date) :
Tanggal pada saat mana penarik promes (tertarik dalam hal wesel) mempunyai kewajiban untuk membayar.
Tertarik (drawee)
Dalam hal wesel: pihak yang harus (diberi perintah untuk) membayar wesel pada saat jatuh tempo.
Tingkat diskonto (discount rate) :
Tingkat bunga yang dibebankan oleh pembeli wesel (misalnya bank) pada saat didiskontokan. Diskonto adalah istilah lain untuk bunga.
Utang bersyarat (contingent liability) :
Utang yang timbulnya tergantung pada kejadian-kejadian di masa datang.
Wesel berbunga (interest bearing notes) :
Wesel yang terhadap nilai nominal yang tercantum didalamnya akan dibebankan bunga.
Wesel tagih didiskontokan (notes receivable discounted) :
Suatu akun kontra yang merupakan pengurang terhadap akun wesel tagih dan digunakan untuk mencatat wesel-wesel tagih yang didiskontokan.
Wesel tagih ditolak (dishonored notes receivable) :
Wesel yang pada saat jatuh tempo tidak dibayar oleh penariknya.
Wesel tak berbunga (non-interest bearing notes) :
Wesel yang terhadap nilai nominal yang tercantum di dalamnya tidak dibebani bunga.
FIFO (First In First Out):
Metode penetapan harga pokok persediaan yang didasarkan atas anggapan bahwa barang-barang terdahulu dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
Identifikasi khusus (specific identification) :
Metode penetapan harga pokok persediaan yang didasarkan atas harga pokok yang dikeluarkan khusus untuk barang-barang yang bersangkutan.
Metode eceran (retail method) :
Metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang didasarkan atas dasar hubungan, yang terdapat dalam tahun berjalan, antara harga pokok dengan harga jual.
Metode laba bruto atau metode laba kotor (gross profit method) :
Metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang didasarkan atas hubungan yang terdapat dalam periode yang lalu, antara laba bruto dengan harga jual.
LIFO (Last In First Out) :
Metode penetapan harga pokok persediaan yang didasarkan atas anggapan bahwa barang-barang yang paling akhir dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini, persediaan akhir akan dinilai dengan harga pembelian yang terdahulu.
Penetapan harga pokok persediaan (inventory costing) :
Menentukan nilai harga pokok persediaan yang ada pada suatu saat tertentu.
Rata-rata (Average) :
Metode penetapan harga pokok persediaan di mana dianggap bahwa harga pokok rata-rata dari barang yang tersedia dijual akan digunakan untuk menilai harga pokok yang dijual dan yang terdapat dalam persediaan.
Aktiva masih harus diterima ( accrued assets) dan pendapatan masih harus diterima (accrued revenues) = Pos antisipasi aktif (accrued revenues) :
Pendapatan yang sebetulnya telah dihasilkan tetapi uangnya belum diterima.
Beban dibayar dimuka (prepaid expense) :
Pengeluaran-pengeluaran untuk barang dan jasa yang akan digunakan untuk atau memberi manfaat dimasa mendatang.
Buku persediaan = kadang disebut buku stock (inventory subsidiary ledger) :
Kumpulan kartu persediaan / kartu stok
Harga pasar (market value) = nilai ganti (replacement value):
Harga untuk mengganti barang yang bersangkutan pada tanggal persediaan.
Harga terendah antara harga pokok dan harga pasar (lower of cost or market) :
Penilaian persediaan di mana persediaan dilaporkan pada harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar (nilai gantinya).
Kartu persediaan = kadang disebut dengan kartu stok (stock cards) :
Formulir untuk mencatat setiap perubahan yang terjadi setiap kali terjadi transaksi dalam satu jenis barang.
Metode saldo permanent (perpetual methods) :
System pencatatan persediaan di mana harga pokok penjualan dan persediaan ditetapkan setiap kali terjadi transaksi dalam persediaan.
Metode periodik (periodic method) :
Sistem pencatatan dalam persediaan di mana harga pokok penjualan dan persediaan ditetapkan secara berkala malalui perhitungan fisik terhadap persediaan yang ada.
Pembayaran dimuka (prepayments) = Pos Transitoris aktif (prepayment) :
Istilah untuk beban dibayar dimuka dan uang muka secara bersama-sama.
Uang muka (advances) :
Pengeluaran-pengeluaran yang dimaksudkan sebagai uang muka atas perolehan suatu aktiva.